Aku hanya ingin berbagi kisah yang pernah aku dengar dulu waktu sekolah minggu. Kisah nyata yang enggak pernah aku lupa sampai sekarang :
Ada dua orang sahabat yang sama-sama ingin sekolah seni. Mereka lalu merantau dan datang ke satu kota. Ternyata biaya masing-masing mereka tidak cukup untuk sekolah. Kemudian salah satu memutuskan untuk memberikan uangnya untuk sahabatnya dan memberi kesempatan untuk sahabatnya untuk sekolah dulu. Sementara, dia juga akan bekerja supaya sahabatnya itu bisa tetap sekolah. Mereka buat kesepakatan, kalau salah satu sudah selesai sekolah, maka kemudian berganti yang satunya sekolah.
Sahabat itu bekerja menjadi buruh kasar untuk membiayai sahabatnya sekolah. Siang malam dia bekerja keras. Tanpa dia sadari kulit-kulit tangannya telah menjadi kasar dan salah satu jari kelingkingnya menjadi bengkong, dan sepertinya tidak mungkin lagi dia sekolah seni. Karena dibutuhkan tangan yang kuat, yang tidak cacat, yang bisa membuat karya-karya seni patung dan lainnya dengan indah.
Satu malam Sahabat yang tangannya cacat ini berdoa. Sahabatnya yang melihat itu, memperhatikan tangannya. Dia merasa terharu dengan apa yang sudah dilakukan sahabatnya untuk dia. Lalu sahabat ini membuat patung yang mengabadikan kedua tangan sahabatnya itu yang sedang berdoa. Dia buat dengan detail lekuk-lekuk jemari itu terutama bagian tangan yang bengkok dan cacat.
Sampai kemudian sahabat yang tangannya cacat itu tidak bisa sekolah, karena kelemahan fisik yang dideritanya, matanya sudah kabur dan dia tidak bisa memenuhi persyaratan lagi masuk ke sekolah seni itu. Tapi dia bangga karena sahabatnya sudah bisa selesai sekolah dan dia melakuakn itu dengan tulus. Dia tidak menganggapnya sebagai pengorbanan. Karena pengorbanan itu dilakukan untuk orang yang tidak dikenal, sedangkan dia melakukan itu untuk sahabat yang sangat dia sayangi dan cintai.