Suatu kali di kantor, saya merenung. Apakah saya sudah cukup bahagia selama ini?
Selama 5 tahun saya bekerja di beberapa tempat. Ada yang full time, ada yang paruh waktu. Saat itu saya punya 2 pekerjaan fulll time dan 1 part time ditambah mengerjakan hobi dan impian masa depan. Apakah saya sudah bahagia?
Jawaban saya kepada diri saya sendiri waktu itu: tidak. Saya belum bahagia.
Waktu itu saya mengambil satu pekerjaan full time tambahan dengan alasan sederhana: menambah penghasilan dan menabung untuk membeli rumah. Saya suka pekerjaan itu dan menikmatinya. Hanya saja saat saya merenungkan kembali arti bahagia: saya belum bahagia.
Saya berdoa dan memikirkan apa arti bahagia bagi saya saat ini dan di masa yang akan datang?
Saya temukan jawabannya.
Saya bahagia saat setiap saya bangun pagi saya bisa menulis novel, cerpen, naskah skenario dan memikirkannya sepanjang hari. Sampai sebelum tidur saya masih memeluk tulisan-tulisan saya itu sambil menyiapkannya untuk dibuat versi audio-visualnya. Entah film pendek, panjang, teater, film bioskop, apa saja. Saya bahagia jika suatu saat saya berhasil mendapatkan piala Oscar untuk Indonesia. Itu impian dan tujuan hidup.
Maka saya putuskan untuk fokus menulis. Saya melepas 1 pekerjaan full time sehingga tinggal 1 pekerjaan full time lagi dan 1 part time. Tentu saya kehilangan salah satu sumber penghasilan. Tentu saya kehilangan kesempatan untuk menabung dan membeli rumah. Namun saya bahagia.
Ternyata ukuran kebahagiaan saya bukan punya rumah, bukan punya uang banyak. Hanya punya waktu untuk menulis, saya sudah cukup bahagia.
Sambil mengejar impian saya: menulis skenario film layar lebar terus dan terus sampai mendapat kesempatan untuk mendapatkan Oscar suatu saat nanti.
Versi bahagia saya adalah berkarya. Kalau kamu?
Sudah cukup bahagia, hidupmu?
🙂