Nonton PURSUIT OF HAPPYNESS ada satu adegan yang mengingatkanku. Ayah dari seorang anak berusia 5 tahun itu bertanya pada anaknya, “Kamu percaya ayah?” Anak itu menjawab, “Ya, Ayah, aku percaya” Ayah itu bertanya lagi dan anak itu tanpa berpikir lagi, mengatakan, “Ya, Ayah. Aku percaya Ayah…” Anak itu tidur di satu kamar yang gelap sedang ayahnya harus memperbaiki mesin di depan kamar. Ayahnya berusaha meyakinkan putera kecilnya bahwa dia akan tetap di situ menjaga dia, dan siap datang jika anaknya memanggil.
Aku teringat akan keberadaan TUHAN yang dekat seperti seorang Ayah, Bapak, Papa dan sedekat itulah Tuhan inginkan hubungan itu. Aku tahu, TUHAN sering bertanya padaku, “Kamu Percaya Ayah?” tapi apakah aku seperti anak kecil itu yang cepat menjawab, “Iya, Ayah…Aku percaya.” Oh, dengan malu aku menundukkan kepala dan menyesali, Tidak, aku tidak seperti anak kecil itu. Saat Tuhan bertanya, “Apa kamu percaya aku?” Aku akan banyak melakukan spekulasi. Aku banyak MELIHAT YANG DI DEPANKU, BUKAN PERCAYA PADA ‘AYAH’ (=TUHAN)KU.
Penting buat kita, PERCAYA SEPENUHNYA KEPADA TUHAN seperti anak kecil yang percaya penuh pada ayahnya, tidak akan meninggalkannya.