Hingga masih bisa kurangkul kalian, sosok yang mengaliri cawan hidupku… [Ingat Sahabat-sabatku]


Aku pernah menangis kala melihat 2 video klip ini… Mengasihi 2 sahabatku, adalah hal yang penting. Mereka adalah orang berpengaruh (setelah keluarga) dalam kehidupan personalku.

“Lembayung Bali” – Saras Dewi

Menatap Lembayung di langit Bali dan kusadari, betapa berharga kenanganmu….

di kala jiwaku tak terbatas, bebas berandai mengulang waktu

Hingga masih bisa kuraih dirimu, sosok yang mengisi kehampaan kalbuku

bilakah, diriku berucap maaf, masa yg t’lah kuingkari dan meninggalkanmu,  oh,..cinta…

teman yg terhanyut arus waktu, mekar mendewasa

masih kusimpan suara tawa kita…

kembalilah sahabat lawasku, semarakkan keheningan lubuk

hingga masih bisa kurangkul kalian, sosok yang mengaliri cawan hidupku

bilakah kita menangis bersama, tegar melawan tempaan semangatmu itu, woh, jingga…

hinggga masih bisa kuraih dirimu, sosok yang mengisi kehampaan kalbuku

bilakah diriku berucap maaf, masa yang tlah kuingkari dan meninggalkanmu, wooh, cinta…

hingga masih bisa kurangkul kalian, sosok yang mengaliri cawan hidupku

Bilakah kita menangis bersama, tegar melawan tempaan semangatmu itu, wooh, jingga…..

hingga masih bisa kujangkau cahaya, senyum yg menyalakan hasrat diriku

bilakah kuhentikan pasir waktu, tak terbangun dari hayat keajaiban ini, wooh, mimpi…..

andai ada satu cara, tuk kembali menatap agung suryamu, Lembayung Bali…

“ARTI SAHABAT” – Nidji

Tak mudah untuk kita hadapi, Perbedaan yang berarti

Tak mudah untuk kita lewati, Rintangan silih berganti

Kau masih berdiri, Kita masih di sini Tunjukkan pada dunia Arti sahabat

Kau teman sehati, Kita teman sejati Hadapilan dunia, Genggam tanganku

Tak mudah untuk kita sadari, Saling mendengarkan hati

Tak mudah untuk kita pahami, Berbagi rasa di hati

Kau adalah.. Tempatku membagi kisahku  

Kau sempurna,  Jadi bagian hidupku Apapun kekuranganmu  

 

Kini, semua keadaan sudah berbeda, tapi aku tetap mengasihi mereka…dan aku yakin, mereka juga mengasihiku. Waktu yang akan membuktikannya jua.

BILA KAU YANG MEMBUKA PINTU


Jonathan Prawira

Do=A

SEGALA PERKARAKU KUSERAHKAN PADA-MU
ALLAH PEMBELAKU
SEGALA KUATIRKU KUTARUH DI KAKI-MU
ALLAH PEM’LIHARAKU

REFF:
BILA KAU YANG MEMBUKA PINTU
TAK ADA SATUPUN DAPAT MENUTUPNYA
BILA KAU YANG MENGANGKAT AKU
TIADA YANG DAPAT MERENDAHKANKU

 (from http://www.kidung.com/id/b/bila_Kau_yang_membuka_pintu.htm)

 

Pagi ini, lagu ini mengiringku. Aku sebenarnya tidak sedang punya masalah, dan tidak sedang harus merencanakan sesuatu. Hanya saja, ada sesuatu yang mengganjal dalam hatiku, bebearpa malam ini, sebelum aku istirahat malam. Aku tidak tahu apa itu. Hari ini, aku tidak mau lagi terbeban dengan hal ini. Aku menyerahkan semuanya kepada Sang PENCIPTA. DIA BAIK. SUNGGUH BAIK. Terlampau besar hal yang bisa DIA lakuakn buatku. Kekuatiranku ini enggak ada artinya.

Kuatir, takut? GILA! RUGI BENER aku selama ini?


 

Kekuatiran. Ini adalah sebuah perasaan yang ternyata sering kita rasakan. Khusunya, -jujur, aku. Mau melakukan segala sesuatu, dua-tiga langkah ke depan pasti kebayang, bagaimana prosesnya, bagaimana selanjutnya, sampai seringkali menjadi batal atau bahkan penyesalan yang timbul.

Satu hal yang selalu menggelayuti pemikiranku ini, dalam beberapa pekan ternyata mulai dibebaskan. Aku diingatkan, untuk apa ya aku kuatir? Meminjam istilah salah satu presenter kondang, aku bilang “Jangan gila, dong!” Bunga-bunga yang ada di pinggiran jalan, didandani dengan indah oleh PENCIPTA kita, yang enggak satu pun manusia bisa niru. Padahal, bukan enggak mungkin, bunga itu besoknya dicabut, dibakar atau dicincang-cincang. Apalagi KITA. Kita adalah ciptaan yang berharga. PENCIPTA kita pasti memelihara kita, dan enggak sekalipun meninggalkan kita.

Sebuah ilustrasi ini, yang mengingatkan aku: Seorang gembala, yang menggembalakan domba-dombanya, udah pasti, gembala itu memeberi dia makan, memberi dia minum, dipelihara, diarahkan ke jalan yang baik… Jadi enggak pernah kali ya, domba itu mikir susah-susah, besok aku makan apa ya? Besok aku makan di mana, ya? Gembala yang menyediakan.

Semua kekutiran dan ketakutan, 100% adalah ciptaanku sendiri. Aku ber fantasi dengan hal-hal negatif, yang malah menjatuhkanku. Menurut survey, memang 80%, hal yang kita takutkan enggak pernah terjadi.

Baiklah, aku berkata pada diriku, “STOP KUATIR! STOP TAKUT!” “Ada TUHAN,  Jangan takut sendirian…”

Mau tahu gimana bedanya hidupku sekarang? Oh, man! ENTENG BANGET! Pekerjaanku buanyak, bisa dengan tenang aku selesaikan, satu per satu. Enggak takut, enggak kuatir… SEMUA SELESAI. AJAIB? MEMANG! Ini bisa terjadi, kalo kita ENGGAK KUATIR dan PERCAYA PADA PENCPTA KITA SEPENUHNYA. Kayak seorang anak kecil yang sangat percaya sama ibu yang menggendong dia, yang enggak akan jatuhin dia.

Kuatir, takut? GILA! RUGI BENER aku selama ini?

Persahabatan itu KEPERCAYAAN


Menjalin persahabatan, seperti melangkah di atas licin batu sungai, bersama derasnya air…. Butuh hati-hati untuk melangkah… Jangan sampai terpeleset dalam kecurigaan, kebencian dan permusuhan… Butuh berjalan bersama, saling menjaga, saling melindungi, saling mengingatkan. Ini lebih dari sebuah kepercayaan.

 

(*sebuah foto karya Anindita Budiawan “Devout”. It’s cool! Thank you=)

KITA ADALAH ENERGI UNTUK SEKELILING KITA (bagian dua)


 

Aku, seorang kecil, yang mempunyai cita-cita besar. Mungkin saja baterai kecil itu lebih senang dipakai dalam sebuah mikrofon yang dipakai seorang diva terkenal dunia, daripada hanya di dalam sebuah remote control yang dipakai oleh satu keluarga, yang sama sekali tidak terkenal -keluarga biasa saja. Tetapi baterai kecil itu tetap menjalankan fungsinya secara maksimal. Dia berikan energinya itu, 100 persen, agar seluruh anggota keluarga bisa menggunakannya.

 

Aku pun pernah merasa, ingin melakukan hal-hal –yang menurutku besar; menulis film yang memenangkan piala OSCAR. Aku harus menempuh segala cara agar tujuan hidupku ini tercapai. Hanya saja? Aku sekarang –menurutku, sedang tidak berjalan menuju ke sana. Aku hanya melakukan pekerjaan kecil, yang –mungkin, tidak mendukung tujuan hidupku menjadi penulis film. Namun berangkat dari perenungan diriku tentang baterai kecil itu, aku makin mantap. Sebenarnya aku sudah mantap sejak waktu lalu, hanya kali ini, melalui perenungan ini, aku makin yakin.

 

Sebuah pilihan telah aku tuju. Aku menjalankan sebuah pekerjaan, yang mungkin kecil. Tapi buatku, ini tidak penting lagi ; apakah ini kecil atau tidak, mendukung impianku atau tidak. Aku sudah berdoa, dan meyakini semua, bahwa aku sudah mendapatkan semua yang aku impikan.

 

Waktu kita berdoa, kita harus percaya, kita akan mendapatkan. Bukan memaksa Tuhan, tetapi PERCAYA kepada PENCIPTA kita, DIA akan memberikan yang terbaik. Maka, tidak penting lagi buat kita, apakah kita segera mendapat atau tidak, apakah kita butuh waktu lama untuk mendapatkannya atau tidak. Ketika kita SUDAH PERCAYA SEPENUHNYA, kita akan lega dan bisa menjalani hidup tanpa beban. Tanpa harus berpikir, kapan ya?… kapan ya, aku akan mendapatkannya?….

 

KITA SUDAH PERCAYA bahwa YANG TERBAIK akan kita dapatkan dari SANG PENCIPTA, jadi apakah itu sesuai keinginan kita atau tidak, itu juga tidaklah berarti lagi. Sekarang yang mesti kita lakukan adalah, kita menjalankan fungsi, seperti baterai itu menjalankan fungsinya. Kita berikan energi kita, dimana kita berada. Di pekerjaan kita, profesi, karier, kerya-karya kita, keluarga, kekasih, sahabat, murid, bos, atasan, rekan kerja, klien, pegawai kita, pembantu, siapa saja…. kita lakukan yang terbaik.

 

Sudahkah kita menjadi energi buat orang-orang sekliling kita?

 

 

KITA ADALAH ENERGI UNTUK SEKELILING KITA (bagian satu)


 

Rencanaku menonton DVD player kemarin menjadi batal. Kekesalan terbersit, waktu melihat remote control DVD player-ku itu sepertinya habis dan tidak bisa lagi dipakai. Aku butuh tombol-tombol untuk memilih menu, dan itu hanya ada di remote itu. Tentu saja aku tidak bisa memakainya dan rencanaku nonton menjadi batal. Aku buka remote itu dan berisi 2 batang baterai kecil jenis A3. Hanya gara-gara baterai kecil ini saja, aku batal menonton film-film kesukaanku. Betapa penting baterai itu sebagai sumber energi untuk remote control ini menjalankan fungsinya.

 

Fungsi?Aku teringat sesuatu.

Wait. Baterai? Baterai kecil? Sumber energi? 

 

YUP! Baterai sekecil itu adalah sumber energi untuk menjalankan fungsinya.

 

How about me?

Aku menyadari diriku sama seperti baterai itu. Kecil.

Seorang yang biasa saja yang kecil, yang tidak terlihat -seperti baterai dalam remote control itu.

 

Baterai kecil itu penting, meskipun tidak terlihat. Meskipun juga dia hanya bagian terkecil dari DVD player. Sebuah DVD player yang tersambung dengan TV 14 inch, dalam sebuah rumah kontrakan kecil. Rumah sebuah keluarga, di salah satu gang kecil, dalam satu wilayah kecil, di salah satu kota di negeri ini.

 

Namun baterai itu dibutuhkan oleh semua anggota keluarga untuk menjalankan fungsi remote control itu. Semua anggota keluarga akan bisa memutar film-film kesukaan, dengan bebas memilih menu melalui tombol-tombolnya.