Bermula dari ajakan Ninda Syahfi untuk bergabung dalam proyek menulis buku kumpulan cerita pendek “Tribute to Mocca” yang diterbitkan melalui nulisbuku.com. Setiap penulis diminta untuk menulis cerita pendek yang berdasarkan lagu dari band “Mocca”. Saya memilih salah satu lagu dan terbitlah buku “Tribute to Mocca Repackage” di Nulisbuku.com.
foto diambil dari twitter @moccaofficial melalui @naluriii
Seiring dengan perjalanannya, buku itu kemudian mendapatkan kesempatan untuk terbit di Ice Cube Publisher (bagian dari Penerbit KPG). Ini merupakan usaha dari Ninda Syahfi, Naluri Bella Wati, dkk untuk dapat masuk ke penerbit. Namun buku yang telah masuk ke penerbit itu tidak lagi berhubungan dengan band Mocca. Semua cerita pendek telah berdiri sendiri-sendiri.
Semua cerita pendek masuk ke dalam pengeditan dan cerpen saya masuk dalam kategori revisi. Saat dihubungi Ninda Syahfi saya senang karena bisa terbit secara nasional. Namun PR banget tentu saja harus menulis cerpen baru dalam waktu sekitar 3 atau 4 hari saja. Ditambah pula waktu itu saya sedang di Jakarta dalam rangkaian pekan film dan anugerah Piala Maya. Bersyukur karena menginap di rumah sahabat saya @IndraDanu saya bisa pinjam laptopnya untuk menulis cerpen. Setelah selesai saya kirimkan kepada Ninda Syahfi dan @Netkirei, sahabat saya di @NBCSurabaya yang biasa menulis cerpen bertema remaja dan salah satu penulis juga nantinya di buku itu.
Kompak sekali Ninda Syahfi dan @Netkirei (tanpa saling tahu keduanya saya minta pendapat masing-masing) mengatakan cerpen yang saya tulis waktu itu (berjudul “Janjian, Ya”) terlalu berat. Tentu tidak memenuhi syarat : romantis-komedi atau romantis-fantasi. Saya buru-buru menuliskan cerpen baru. Karena waktu itu saya sudah pindah ke hotel, tidak lagi menginap di rumah sahabat saya, tentu saja tidak ada laptop. Saya menulis “Janjian, Yuk” itu di ponsel. Sebelum selesai, saya minta Ninda Syahfi dan @Netkirei untuk mengoreksi terlebih dahulu sudah benar atau belum, sesuai syaratnya. Mereka menyetujuinya dan jadilah “Janjian, Yuk” saya kirimkan dengan selamat. Buku itu kini berjudul Lovediction.
Ini adalah tantangan bagi saya. Belum pernah menulis sebuah cerita pendek yang bertema remaja dengan cukup sederhana namun terasa sisi romantis dan sedikit komedinya. Fiuh! Hal yang saya pelajari dari sini adalah, tidak mudah menulis kisah dengan sederhana dan terasa nikmat untuk dibaca. Kenyamanan saya menulis, yang biasanya berbau sosial dan sedikit sekali tema cinta-nya harus saya tinggalkan dahulu. Saya harus menjadi tokoh Budi dalam “Janjian, Yuk” itu dan (berandai-andai) saya adalah seorang murid SMA. Harus benar-benar saya nikmati waktu saya menulis sambil benar-benar masuk dalam karakter Budi. Didukung suasana kamar hotel waktu itu yang cukup nyaman dan di luar sedang gerimis, jadilah cerpen bertema cinta remaja saya dalam “Lovediction”.
Menuliskan cinta dengan sederhana itu tidak mudah apalagi menyederhanakan definisi cinta menurut versi saya. Tapi saya memenuhi tantangannya kali ini. Praise The Lord! 🙂
Selamat menikmati Lovediction, yang sudah ada di toko-toko buku terdekat di kotamu.
Lovediction, persembahan 28 penulis yang menulis tentang cinta.