Notifikasiku, Kamu


Perjalanan hidupku
Tiba pada suatu masa tentangmu

Saat kegelisahanku
Berhenti di garis bernama kamu

Halaman-halaman catatanku
Kuisikan namamu

Sosial mediaku
Kupostingkan segala hal tentangmu

Segala kicauku
Adalah ketertarikanku kepadamu

Notifikasiku semua berisikanmu
Itulah cara rindu yang kau ramu

Garis edarku
Selalu tentangmu

Aplikasi foto instanku
Berisi pemandangan hatiku untukmu

Telepon pintarku
Tak selengkap rinduku kepadamu

Kaulah aplikasi terpadu
Dalam sistem operasi hatiku

Cinta kita tak perlu garansi terbaru
Karena aku, kamu, satu

KirbatMu


Jika ku dapat menilik kirbatMu
Atau mungkin saja dapat kuhitung
Berapa banyak air mataku yang Kau tampung
Kutengadahkan wajahku berujar “Syukur”

Sama sekali tak kupunyai kegagahan
Bagai Daud melawan Goliat
Tak punyaku nyali seperti Yosua
Bahkan Debora dalam kitab Hakim-Hakim

Mungkin tangisku sering terlampau nyaring
Kehausanku seperti Ismael kecil
Yang kususahkan seperti kesusahan Hagar
Aku sering meminta sumur bahagia

Sering kulupa sabda bahagiaMu;
“Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.”
Namun kusering mereka-reka bahagiaku
Menulis-nulis definisinya yang sia-sia

Kini, kutahu bahwa tangis dan laraku
Selalu Kau tengok dan Kau hibur
Terlalu banyak kirbatMu berisi air mataku
Terlampau sering pulalah Kau mendatangiku

KeperkasaanMu melebihi pahlawan
KelembutanMu melebihi apapun jua
Kau memberiku mata air di musim kemarau
Kehangatan syahdu di kala hujan