Perayaan Terkadang dan Seringnya


Terkadang angin datang bukan membawa sejuk
Bisa saja gerah dan suhu panas
Terkadang malam tak selalu berbintang
Bisa saja langit kosong melompong

Terkadang sepi tak butuh kawan
Bisa saja itu perayaan kebebasan dari tekanan
Terkadang sedih tak butuh diusap air mata
Bisa saja basah pipi menjadi kelegaan

Seringnya kecewa datang silih berganti
Bisa saja dibarengi luka yang memborok
Seringnya kebahagiaan tidak datang tiap hari
Bisa saja satu musim hanya sekali

Seringnya luka tak butuh dibasuh
Bisa saja dia mengering bersama angin
Seringnya angin tak kunjung datang saat dinanti
Bisa saja dia terbuai aroma lain yang menggoda

Seringnya, terkadang menjadi alasan
Padahal itu sebuah dasar tak beralasan
Terkadang, seringnya menjadi kebiasaan
Padahal tak selalu berarti sama

Remah Roti


Remah-remah roti bekas makan anak para tuan
Didatangi anjing, dijilat dan dinikmati
Lalu pergi, bersisa sedikit
Tak ada yang peduli lagi
Angin sepoi menyapu dan menghilangkan jejaknya

Remah-remah roti tetaplah menjadi remah roti
Didatangi para anjing dan ditinggal setelah habis
Bersisa sedikit dan giliran angin sepoi yang- menghamburkannya
Tak ada yang mengingatnya lagi
Remah roti bersih disapu angin