Tak Ingin Kau Temaram


Lelaki berlubang paku di tangan,
Aku datang memberi salam
Kepadaku, Kau beri bintang dalam dekapan
Ia yang begitu kusayang siang dan malam

Memberiku kembali sebuah harapan
Di kala putus asa datang beragam
Bintang itu selalu memberi senyuman
Nyalanya terang, sinarnya bermakna dalam

Lelaki berlubang paku di tangan,
Aku datang memberi salam
Terimakasih untuk sebuah kesempatan
Ia yang begitu kusayang siang dan malam

Bahagia melingkar-lingkar seperti angka delapan
Memberi rasa bagai masakan dengan garam
Bersinar benderang selalu terdepan
Bagiku, ia tak pernah temaram

Lelaki berlubang paku di tangan,
Aku datang dengan perasaan mendalam
Tahukah, aku banyak membuatnya kecewa perlahan?
Dan saat aku tahu dia terluka, hatikupun diliputi sedu sedan

Aku manusia yang hanya tahu tinggal di daratan
Tanpa paham rasa-rasa yang paling dalam
Ajar aku tak lagi bersikap mengecewakan
Agar bintangku terus bersinar bahkan siang sampai malam

Kalau saja aku tahu dimana Serafim berjalan
Mungkin aku akan menitipkan salam
Biar dinyanyikan segala rasa penyesalan
Tak mau lagi membuatnya tampak temaram

Lelaki berlubang paku di tangan,
Aku datang memberi salam
Kubawa segala risau dalam deretan
Tak mau lagi kubuat bintangku kecewa apalagi geram