Aku Pramuria


Aku pramuria.
Tak pernah mengerti marturia.
Asal uang beria-ria.
Aku datang segera.
Lihat! Aku secantik Gomer.
Harum aromaku.
Jelita pesonaku

Kujual elok paras.
Asal kumendapat beras.
Tak pernah kulihat ras.
Demi hidup, biar semua amblas.
Tapi jangan kau peras,sampai kumenjadi ampas!

Aku mengerti titik kejutmu.
Tak usah kau kejutkanku.
Aku mengerti kesenanganmu.
Tak usah kau ajar bahagiaku.
Tawaku bahagiaku.
Tawamu, sedihku.

Mungkin Batsyeba lebih menggoda.
Sampai Raja turun tahta.
Tapi aku tak kalah tergoda.
Saat raja kelam memberiku tahta.

Aku pramuria.
Yang mencari jalanku sesat.
Aku tak lagi ceria.
Karna ternyata hidupku melambat.
Aku makin kuyu.
Sementara suaraMu sayu-sayu.

Apalah aku bintang?
Kau sampai merengkuhku?

Apalah aku rantang?
Kau sampai mengisiku?

Aku wadah kosong.
Tak bernasi, apalagi lauk.

Aku sudah serong.

Aku pramuria.
Tak pernah mengerti marturia.
Asal uang beria-ria.
Mengapa Kau datangi aku segera?
Aku mau lari saja ke samudera.
Aku hitam.
Kelam

Mengapa Kau susulku dalam gelap?
Aku bukan siapa-siapa!
Aku kini tak punya apa-apa!
Aku pramuria yg terlalu Kau cintai.
Aku kelam yang terlalu Kau sayangi.

Aku bukan bintang.
Aku bahkan tak gemintang.
Kau merengkuh dan membawaku.
Aman dalam anyam-ayaman kasih sayang.
Aku pramuria yg Kau selamatkan.

(Ditulis 24 Mei 2012, di twitter. End 22:36)